Prasasti Bahasa dan Sastra Indonesia

Kamis, 27 November 2014

Apresiasi Puisi: Analisis Strata Norma Puisi Pina Karya Kuntowijoyo

PINA
(KUNTOWIJOYO)


Di atas pohon pina
surya
mempersembahkan sinarnya
pada semesta
Seseorang tertidur
sangat lelap
di bawahnya
tidak tahu
bahwa Waktu sudah berjalan
sampai di tikungan

ANALISIS STRATA NORMA
1.   Analisis lapis pertama (bunyi atau sound stratum)

·      Pada baris pertama puisi tersebut ada pengulangan bunyi vokal pada sebuah baris yang sama(asonansi) yaitu i dan a.
·      Pada baris pertama sampai baris keempat  terdapat pengulangan bunyi vokal a (pina- surya- sinarnya- semesta)
·      Pada baris ke-10 (terakhir) ada Pengulangan bunyi vokal dari kata-kata yang berurutan atau rima awal(aliterasi) yaitu a (pada semesta)
·      Pada baris ke-6 dan ke-7 terdapat pengulangan bunyi konsonan ng (Seseorang-sangat)
·      Pada baris ke-9 dan ke-10 (terakhir)  terdapat pengulangan bunyi konsonan n (berjalan-tikungan)
·      Pada baris ke-10 (terakhir) ada Pengulangan bunyi vokal dari kata-kata yang berurutan atau rima awal(aliterasi) yaitu i (sampai di tikungan).

2.   Analisis lapis kedua (arti atau units of meaning)

·      Di atas pohon pina
Pohon pina adalah jenis pohon yang tumbuh liar ditepi sungai dan ditempat-tempat lain, pohon ini berbatang langsing, tinggi, tegak dan tidak bercabang (mirip pohon kelapa). Biasanya disawah pohon pina dijadikan tempat bersandar karena batang pohonnya yang tegak.
·      surya
surya=fajar=matahari=mentari
merupakan bintang yang mempunyai energi panas terbesar di dunia yang berguna bagi kelangsungan hidup makhluk hidup (tumbuh-tumbuhan, biantang dan manusia) melalaui cahaya/sinar yang dipancarkannya kebumi. Tanpa sinar surya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berfotosintesis dan tanpa sinar surya juga alam akan menjadi gelap gulita.
·      mempersembahkan sinarnya
Sinar surya/matahari yang dipancarkan kebumi terus menerus tanpa henti untuk membantu kelangsungan hidup makhluk hidup adalah sebuah rasa kasih sayangnya yang tanpa lelah ia pancarkan. Meski ia adalah sebuah benda mati dengan pancaran sinarnya yang menyinari dunia ini merupakan sebuah jasa yang teramat besar.
·      pada semesta
alam yang begitu teramat luas , tidak mampu dihitun berapa luasnya dan dialamnya ada berjuta-juta bintang, planet yang merupakan benda-benda langit yang ada dalam semesta ini, tidak mampu dihitun berapa luasnya. Dan pada semesta ini hidup berjuta-juta kehidupan pula.
·         Seseorang tertidur
Seseorang=satu orang
Tertidur=dengan tidak sengaja tidur
Seseorang yang dengan tidak sadar tidur atau tiba-tiba tidur sehingga tidak menyadarkan diri
·         sangat lelap
keadaan yang benar-benar tidak menyadarkan diri, sangat tidak dalam keadaan sadar
·         di bawahnya
dari tempatnya yang lebih rendah
·         tidak tahu
tidak tahu menahu tentang suatu hal
·         bahwa Waktu sudah berjalan
waktu adalah suatu hal yang terus-menerus berjalan bergerak maju dan dengan cepat berubah dari satu titik ke titik didepannya.
·         sampai di tikungan
ketika sesuatu yang beranjak sampai hingga tikungan, akan dengan sekejap hilang dari pandangan, karena arahnya yang telah berbelok.

3.      Analisis lapis ketiga (objek-objek, latar, pelaku, ‘dunia pengarang’ dan lain-lain)

Baris ke-1               pohon pina
Baris ke-2               surya
Baris ke-3               sinarnya
Baris ke-4               semesta
Baris ke-5               Seseorang
Baris ke-6               lelap
Baris ke-7               di bawahnya
Baris ke-8               tidak tahu
Baris ke-9               Waktu
Baris ke-10             tikungan

4.    Analisis lapis keempat (Lapis Implisit)
Pohon pina yang tinggi dan tumbuh tegak adalah penggambaran sebuah jalan atau sebuah cara untuk meraih sinar yang terpancar diatasnya, pohon pina memang bukan pohon yang mudah untuk dipanjat karena tidak bercabang seperti pohon yang lain, tapi dengan usaha yang sungguh-sungguh tidak ada hal yang tidak bisa, namun ada seseorang yang tertidur dibawahnya, menggambarkan bahwa ia hanya diam sementara orang bekerja, ia peka terhadap tuntutan kehidupan ini, zaman yang akan terus berubah, tetapi ia diam tidak melakukan perubahan, tidak melakukan suatu hal yang berguna untuk dirinya atupun orang lain, sedangkan orang-orang telah melakukan perubahan pada dirinya, menggunakan kesempatan waktu yang ia punya untuk menggapai mimpi mereka masing-masing dengan harapan  dan tekad kuat dalam dirinya, tetapi orang itu, adalah orang yang tidak sigap menuai harapan dalam hidup ini, dan acuh akan kesampatan yang ada, malah terbuai pada gemerlap kehidupan yang hanya menghasilkan kesia-siaan sehingga apa yang diimpikannyapun tak akan ia dapatkan di masa yang akan datang.

5.    Lapis kelima (metafisis)
Jangan menunggu apa-apa lagi untuk memulai mimpi, karena waktu tak akan menunggu kita. Lakukan apa yang ada dihadapan kita, dengan sendirinya kemudahan terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar